Tuesday, October 21, 2014

Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit

KERAJAAN SRIWIJAYA
Dalam bahasa Sanskerta kata “Sriwijaya” mengandung dua suku kata: “sri” berati cahaya; “wijaya” berarti kemenangan. Dan memang, Sriwijaya adalah satu dari kerajaan terbesar dalam sejarah Nusantara. Kerajaan besar lain adalah Majapahit, yang berdiri pada masa akhir keberadaan kerajaan ini.
Cikal bakal keberadaan kerajaan yang terletak di seputar kota Palembang, Sumatera Selatan sekarang ini menurut catatan sudah ada pada tahun 500-an. Kerajaan ini terdiri atas tiga daerah utama: daerah ibukota yang berpusatkan di sekitar Palembang, lembah Sungai Musi dan daerah-daerah muara.Mengingat lokasinya, kerajaan ini diperkirakan menjadi pusat perdagangan dan merupakan negara maritim penting pada abad keenam
Bahkan pada sekitar tahun 425 agama Buddha sudah diperkenalkan di Sriwijaya. Sriwijaya – tepatnya Palembang - menarik banyak peziarah dan sarjana dari negara-negara di Asia. Antara lain pendeta dari Tiongkok I Ching, yang melakukan kunjungan ke Sumatera dalam perjalanan studinya ke Universitas Nalanda, India pada tahun 671 dan 695. Ia menuliskan bahwa Sriwijaya menjadi rumah bagi ribuan sarjana Budha. Pengunjung yang datang ke pulau ini menyebutkan bahwa koin emas telah digunakan di pesisir kerajaan. I Ching banyak menulis tentang keberadaan Sriwijaya. Catatannya kemudian menjadi bahan penting untuk mengetahui keberadaan kerajaan ini.
Selain catatan tersebut, bukti lain tentang keberadaan Sriwijaya bisa ditemui dari berbagai peninggalan. Antara lain prasasti . Prasasti yang menuliskan tentang Sriwijaya antara lain dibuat pada tahun 683 di Palembang. Namanya Prasasti Kedukan Bukit .
Pendiri Sriwijaya
Menurut Prasasti Kedukan Bukit, Kerajaan Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa pada abad ke VI . Ia memimpin 20.000 tentara di Minanga Tamwan (Ibu Kota Kerajaan Melayu ) yang diliputi perasaan senang karena kemenangan menaklukkan Kerajaan Malayu . Pada tahun 680 di bawah kepemimpinan Jayanasa, wilayah Kerajaan Melayu, Jambi dan Bengkulu takluk di bawah Sriwijaya.,
Di akhir abad ke-8 beberapa kerajaan di Jawa, antara lain
Tarumanegara berada di bawah pengaruh Sriwijaya. Menurut catatan, pada masa ini pula wangsa (dinasti) Sailendra mulai berkuasa di Jawa Tengah. Ia merupakan keturunan langsung Sriwijaya. Prasasti Kota Kapur , Sriwijaya menguasai bagian selatan Sumatera hingga Lampung. Kerajaan ini menguasai perdagangan di Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Laut Jawa, dan Selat Karimata.
Perluasan wilayah ke Jawa dan Semenanjung Melayu (Malaysia), menjadikan Sriwijaya menguasai dua pusat perdagangan utama di Asia Tenggara. Catatan atau bukti peninggalan Sriwijaya memang tersebar di berbagai negara yang berada dalam kekuasaannya. Ada di Thailand, Kamboja, Vietnam, selain di beberapa provinsi di Sumatera, Jawa dan Kalimantan.
Kota Indrapura di tepi sungai Mekong, di awal abad ke-8 berada di bawah kendali Palembang. Sriwijaya meneruskan dominasinya atas Kamboja, sampai raja Khmer Jayawarman II, pendiri imperium Khmer, memutuskan hubungan dengan kerajaan di abad yang sama.
Raja terakhirnya adalah Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa pada tahun 1178 M.


BUKTI SEJARAH / SUMBER SEJARAH
            Bukti keberadaan kerajaan Sriwijaya:

1.      Prasasti Kedudukan Bukit (605 Saka=683 M)
Prasasti ini berbahasa sanskertayang menyebutka tentang perjalanan suci (Shidartayatsa) yang dilakukan oleh Dapunta Hyang dari Minangatamwan. Perjalan tersebut berhasil menaklukan beberapa daerah.

2.      Prasasti Talang Tuo (606=648 M)
Berisi tentang perbuatan kebun (teman) yang di beri nama srikstra atas perintah Dapunta Hyang Srijayanegara untuk kemakmuran semua makhluk. Dimuat juga doa-doa agama budha Mahayana.

3.      Prasati Talaga Batu (tanpa angka tahun)
Prasasti ini berbahasa melayu dan berhuruf pallawa, berisi tentang kutukan-kutukan kepada siapa saja yang tidak tunduk kepada raja. Ditemukan di Telaga Batu dekat Palembang.

4.      Prasasti Kota Kapu (608 Saka=686)
Ditemukan di pulau bangka. Prasasti ini berhuruf pallawa dan berbahasa sanskerta, berisi tentang permohonan kepada dewa untuk menjaga kerajaan Sriwijaya dan menghukum siapa saja yangakan bermaksud jahat. Prasati ini juga menyebutkan tentang penyerangan Sriwijaya ke sebuah kerajaan (kemungkinan adalah kerajaan Tarumanegara).

Faktor Penyebab Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya

ü  Adanya serangan dari Raja Dharmawangsa 990 M.
ü  Adanya serangan dari kerajaan Cola Mandala yang diperintah oleh Raja Rajendracoladewa.
ü  Pengiriman ekspedisi Pamalayu atas perintah Raja Kertanegara, 1275 – 1292.
ü  Muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Samudra Pasai.
ü  Adanya serangan kerajaan Majapahit dipimpin Adityawarman atas perintah Mahapatih Gajah Mada, 1477. Sehingga Sriwijaya menjadi taklukkan Majapahit.
ü  Faktor lain kemunduran Sriwijaya adalah faktor alam. Karena adanya pengendapan lumpur di Sungai Musi dan beberapa anak sungai lainnya, sehingga kapal-kapal dagang yang tiba di Palembang semakin berkurang. Akibatnya, Kota Palembang semakin menjauh dari laut dan menjadi tidak strategis. Akibat kapal dagang yang datang semakin berkurang, pajak berkurang dan memperlemah ekonomi dan posisi Sriwijaya.


Silsilah Kerajaan Sriwijaya
 1. Dapunta Hyang Sri Jayanaga (683 M). Selama masa pemerintahannya,
    Raja Dapunta Hyang Sri Jayanaga telah menuliskan Prasasti Keduka Bukit , Talang
    Tuo (684 M), dan Kota Kapur. Selain itu, Dapunta Hyang Sri Jayanaga
    juga menaklukkan Kerajaan Melayu dan Tarumanegara.

 2. Indravarman (702 M). Selama masa kepemimpinan Indravarman, dikirim
    utusan ke Tiongkok pada 702-716 M,dan 724 M.

 3. Rudra Vikraman atau Lieou-t`eng-wei-kong (728 M). Selama masa
    kepemimpinan Rudra Vikraman, dikirim utusan ke Tiongkok pada 728-748 M.

 4. Dharmasetu (790 M).

 5. Wisnu (795 M) dengan gelar Sarwarimadawimathana yang artinya
     “pembunuh musuh-musuh yang sombong tiada bersisa “ (775 M). Selama
    kepemimpinannya, Raja Wisnu memulai pembangunan Candi Borobudur pada
    770 M dan menaklukkan Kamboja Selatan.

 6. Samaratungga (792 M). Selama kepemimpinan Raja Samaratungga,
    Sriwijaya kehilangan daerah taklukannya di Kamboja Selatan pada 802 M.

 7. Balaputra Sri Kaluhunan (Balaputradewa) (835 M). Raja ini memerintahkan pembuatan biara untuk  Kerajaan Cola di India dengan meninggalkan Prasasti Nalanda.

 8. Sri Udayadityawarman (960 M). Selama kepemimpinannya,  Raja Sri
    Udayadityawarman mengirimkan utusan ke Tiongkok pada 960 M.
 9. Sri Wuja atau Sri Udayadityan (961 M). Selama kepemimpinannya, Raja
    Sri Udayadityan mengirimkan utusan ke Tiongkok pada 961-962 M.

10. Hsiae-she (980 M). Selama kepemimpinannya, Raja Hsiae-she
    mengirimkan utusan ke Tiongkok pada 980-983 M.
11. Sri Cudamaniwarmadewa (988 M). Saat beliau memerintah, terjadi
    penyerangan dari Jawa.
12. Sri Marawijayottunggawarman (1008 M). Selama kepemimpinannya, Raja
    Sri Marawijayottunggawarman mengirimkan utusan ke Tiongkok pada 1008
    M.
13. Sumatrabhumi (1017 M). Selama kepemimpinannya, Raja Sumatrabhumi
    mengirimkan utusan ke Tiongkok pada 1017 M.
14. Sri Sanggramawijayottunggawarman (1025). Selama kepemimpinan Raja
    Sri Sanggramawijayottunggawarman, Sriwijaya dapat dikalahkan oleh
    Kerajaan Cola dan sang raja sempat ditawan.

15. Sri Deva (1028 M). Selama kepemimpinannya, Raja Sri Deva mengirimkan
    utusan ke Tiongkok pada 1028 M.

16. Dharmavira (1064 M).

17. Sri Maharaja (1156 M). Selama kepemimpinannya, Raja Sri Maharaja
    mengirimkan utusan ke Tiongkok pada 1156 M.

18. Trailokaraja Maulibhusana Varmadeva (1178 M). Selama
    kepemimpinannya, Raja Trailokaraja Maulibhusana Varmadeva mengirimkan
    utusan ke Tiongkok pada 1178 M.

19. Pada tahun 1402, Parameswara, pangeran terakhir Sriwijaya mendirikan
    Kesultanan Malaka di Semenanjung Malaysia.

Peran sejarah
Meskipun Sriwijaya hanya menyisakan sedikit peninggalan arkeologi dan keberadaanya sempat terlupakan dari ingatan masyarakat pendukungnya, penemuan kembali kemaharajaan bahari ini oleh Coedès pada tahun 1920-an
telah membangkitkan kesadaran bahwa suatu bentuk persatuan politik raya, berupa kemaharajaan yang terdiri atas persekutuan kerajaan-kerajaan bahari, pernah bangkit, tumbuh, dan berjaya pada masa lalu.
Warisan terpenting Sriwijaya mungkin adalah bahasanya. Selama berabad-abad, kekuatan ekononomi dan keperkasaan militernya telah berperan besar atas tersebarluasnya penggunaan Bahasa Melayu Kuno di Nusantara, setidaknya di kawasan pesisir. Bahasa ini menjadi bahasa kerja atau bahasa yang berfungsi sebagai penghubung (lingua franca) yang digunakan di berbagai bandar dan pasar di kawasan Nusantara.
 Tersebar luasnya Bahasa Melayu Kuno ini mungkin yang telah membuka dan memuluskan jalan bagi Bahasa Melayu sebagai bahasa nasional Malaysia, dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu Indonesia modern. Adapun Bahasa Melayu Kuno masih tetap digunakan sampai pada abad ke-14 M.
Di samping Majapahit, kaum nasionalis Indonesia juga mengagungkan Sriwijaya sebagai sumber kebanggaan dan bukti kejayaan masa lampau Indonesia.Kegemilangan Sriwijaya telah menjadi sumber kebanggaan nasional dan identitas daerah, khususnya bagi penduduk kota Palembang, Sumatera Selatan. Keluhuran Sriwijaya telah menjadi inspirasi seni budaya, seperti lagu dan tarian tradisional Gending Sriwijaya. Hal yang sama juga berlaku bagi masyarakat selatan Thailand yang menciptakan kembali tarian Sevichai yang berdasarkan pada keanggunan seni budaya Sriwijaya.
Di Indonesia, nama Sriwijaya telah digunakan dan diabadikan sebagai nama jalan di berbagai kota, dan nama ini juga digunakan oleh Universitas Sriwijaya yang didirikan tahun 1960 di Palembang. Demikian pula Kodam II Sriwijaya (unit komando militer), PT Pupuk Sriwijaya (Perusahaan Pupuk di Sumatera Selatan), Sriwijaya Post (Surat kabar harian di Palembang), Sriwijaya TV, Sriwijaya Air (maskapai penerbangan), Stadion Gelora Sriwijaya, dan Sriwijaya Football Club (Klab sepak bola Palembang). Semuanya dinamakan demikian untuk menghormati, memuliakan, dan merayakan kemaharajaan Sriwijaya yang gemilang. Pada tanggal 11 November 2011 digelar upacara pembukaan SEA Games 2011 di Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang. Upacara pembukaan ini menampilkan tarian kolosal yang bertajuk "Srivijaya the Golden Peninsula" menampilkan tarian tradisional Palembang dan juga replika ukuran sebenarnya perahu Sriwijaya untuk menggambarkan kejayaan kemaharajaan bahari ini.


KERAJAAN MAJAPAHIT
Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia, yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389.
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan.
PENDIRI KERAJAAN
Kertarajasa Jayawardhana atau disebut juga Raden Wijaya adalah pendiri Kerajaan Majapahit sekaligus raja pertama Majapahit yang memerintah pada tahun 1293-1309.
RAJATERAKHIR:
Prabu Brawijaya atau kadang disebut Brawijaya V adalah raja terakhir Kerajaan Majapahit yang memerintah sampai tahun 1478.
BUKTI SEJARAH KERAJAAN MAJAPAHIT
         Beberapa bukti sejarah yang telah di temukan sehubungan dengan kerajaan majapahit hanyalah berupa beberapa catatan dari kitab kuno. Bukti sejarah antara lain adalah kitab negarakertagama yang merupakan semacam buku puisi yang ditulis dalam bahasa jawa kuno pada masa di ke jayaan majapahit dimasa kekuasaan hayam wuruk. Selain itu ada kitab pararaton atau kitab raja-raja yang di tulis menggunakan bahasa kawi. Kitab ini menceritakan mengenai KEN AROK dan sedikit catatan mengenai berdirinya majapahit. Kedua kitab tersebut merupakan sumber utama yang dipakai sebagai dasar penelitian mengenai kekuasaan majapahit. Sedangkan sumber-sumber yang lainnya berupa beberapa prasasti yang di tulis dengan bahasa yang kuno, dan juga catatan-catatan dari tiongkok. Namun sumber-sumber lain ini tidak terlalu lengkap. Bangunan: Candi Panataran, Sawentar, Tiga Wangi, Muara Takus
Kitab: Negara Kertagama oleh Mpu Prapanca, Sitosoma oleh Mpu Tantular yang memuat slogan Bhinneka Tunggal Ika.

Penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit

> Tidak ada tokoh seperti Hayam Wuruk dan Gajah Mada
> Terjadinya Perang Paregreg
> Daerah bawahan Majapahit melepaskan diri
> Datangnya armada Laksamana Cheng Ho
> Berkembangnya agama Islam di Pulau Jawa


SILSILAH KERAJAAN MAJAPAHIT
Nama Raja
Gelar
Tahun
Kertarajasa Jayawardhana
Kalagamet
Sri Gitarja
Sri Rajasanagara
Dyah Ayu Kencana Wungu
Brawijaya I
Brawijaya II
Purwawisesa atau Girishawardhana
Brawijaya III
Bhre Pandansalas, atau Suraprabhawa
Brawijaya IV
Bhre Kertabumi
Brawijaya VI

PERAN SEJARAH KERAJAAN MAJAPAHIT
Legitimasi politik
Kesultanan-kesultanan Islam Demak, Pajang, dan Mataram berusaha mendapatkan legitimasi atas kekuasaan mereka melalui hubungan ke Majapahit. Demak menyatakan legitimasi keturunannya melalui Kertabhumi; pendirinya, Raden Patah, menurut babad-babad keraton Demak dinyatakan sebagai anak Kertabhumi dan seorang Putri Cina, yang dikirim ke luar istana sebelum ia melahirkan. Penaklukan Mataram atas Wirasaba tahun 1615 yang dipimpin langsung oleh Sultan Agung sendiri memiliki arti penting karena merupakan lokasi ibukota Majapahit. Keraton-keraton Jawa Tengah memiliki tradisi dan silsilah yang berusaha membuktikan hubungan para rajanya dengan keluarga kerajaan Majapahit — sering kali dalam bentuk makam leluhur, yang di Jawa merupakan bukti penting — dan legitimasi dianggap meningkat melalui hubungan tersebut. Bali secara khusus mendapat pengaruh besar dari Majapahit, dan masyarakat Bali menganggap diri mereka penerus sejati kebudayaan Majapahit.[32]
Para penggerak nasionalisme Indonesia modern, termasuk mereka yang terlibat Gerakan Kebangkitan Nasional di awal abad ke-20, telah merujuk pada Majapahit, disamping Sriwijaya, sebagai contoh gemilang masa lalu Indonesia. Majapahit kadang dijadikan acuan batas politik negara Republik Indonesia saat ini.[20] Dalam propaganda yang dijalankan tahun 1920-an, Partai Komunis Indonesia menyampaikan visinya tentang masyarakat tanpa kelas sebagai penjelmaan kembali dari Majapahit yang diromantiskan.[43] Sukarno juga mengangkat Majapahit untuk kepentingan persatuan bangsa, sedangkan Orde Baru menggunakannya untuk kepentingan perluasan dan konsolidasi kekuasaan negara.[44] Sebagaimana Majapahit, negara Indonesia modern meliputi wilayah yang luas dan secara politik berpusat di pulau Jawa.
Beberapa simbol dan atribut kenegaraan Indonesia berasal dari elemen-elemen Majapahit. Bendera kebangsaan Indonesia "Sang Merah Putih" atau kadang disebut "Dwiwarna" ("dua warna"), berasal dari warna Panji Kerajaan Majapahit. Demikian pula bendera armada kapal perang TNI Angkatan Laut berupa garis-garis merah dan putih juga berasal dari warna Majapahit. Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka Tunggal Ika", dikutip dari "Kakawin Sutasoma" yang ditulis oleh Mpu Tantular, seorang pujangga Majapahit.
Arsitektur
Description: http://bits.wikimedia.org/static-1.22wmf19/skins/common/images/magnify-clip.png
Sepasang patung penjaga gerbang abad ke-14 dari kuil Majapahit di Jawa Timur (Museum of Asian Art, San Francisco)
Majapahit memiliki pengaruh yang nyata dan berkelanjutan dalam bidang arsitektur di Indonesia. Penggambaran bentuk paviliun (pendopo) berbagai bangunan di ibukota Majapahit dalam kitab Negarakretagama telah menjadi inspirasi bagi arsitektur berbagai bangunan keraton di Jawa serta Pura dan kompleks perumahan masyarakat di Bali masa kini. Meskipun bata merah sudah digunakan jauh lebih awal, para arsitek Majapahitlah yang menyempurnakan teknik pembuatan struktur bangunan bata ini.
Beberapa elemen arsitektur kompleks bangunan di Jawa dan Bali diketahui berasal dari masa Majapahit. Misalnya gerbang terbelah candi bentar yang kini cenderung dikaitkan dengan arsitektur Bali, sesungguhnya merupakan pengaruh Majapahit, sebagaimana ditemukan pada Candi Wringin Lawang, salah satu candi bentar tertua di Indonesia. Demikian pula dengan gapura paduraksa (kori agung) beratap tinggi, dan pendopo berlandaskan struktur bata. Pengaruh citarasa estetika dan gaya bangunan Majapahit dapat dilihat pada kompleks Keraton Kasepuhan di Cirebon, Masjid Menara Kudus di Jawa Tengah, dan Pura Maospait di Bali. Tata letak kompleks bangunan berupa halaman-halaman berpagar bata yang dihubungkan dengan gerbang dan ditengahnya terdapat pendopo, merupakan warisan arsitektur Majapahit yang dapat ditemukan dalam tata letak beberapa kompleks keraton di Jawa serta kompleks puri (istana) dan pura di Bali.
Persenjataan
Pada zaman Majapahit terjadi perkembangan, pelestarian, dan penyebaran teknik pembuatan keris berikut fungsi sosial dan ritualnya. Teknik pembuatan keris mengalami penghalusan dan pemilihan bahan menjadi semakin selektif. Keris pra-Majapahit dikenal berat namun semenjak masa ini dan seterusnya, bilah keris yang ringan tetapi kuat menjadi petunjuk kualitas sebuah keris. Penggunaan keris sebagai tanda kebesaran kalangan aristokrat juga berkembang pada masa ini dan meluas ke berbagai penjuru Nusantara, terutama di bagian barat.
Selain keris, berkembang pula teknik pembuatan dan penggunaan tombak dan meriam kapal sederhana yang disebut Cetbang. Saat ini salah satu koleksi Cetbang Majapahit tersebut berada di The Metropolitan Museum of Art, New York, Amerika.
Kesenian modern
Kebesaran kerajaan ini dan berbagai intrik politik yang terjadi pada masa itu menjadi sumber inspirasi tidak henti-hentinya bagi para seniman masa selanjutnya untuk menuangkan kreasinya, terutama di Indonesia. Berikut adalah daftar beberapa karya seni yang berkaitan dengan masa tersebut.
Puisi lama
  • Serat Darmagandhul, sebuah kitab yang tidak jelas penulisnya karena menggunakan nama pena Ki Kalamwadi, namun diperkirakan dari masa Kasunanan Surakarta. Kitab ini berkisah tentang hal-hal yang berkaitan dengan perubahan keyakinan orang Majapahit dari agama sinkretis "Buda" ke Islam dan sejumlah ibadah yang perlu dilakukan sebagai umat Islam.
Komik dan strip komik
Roman/novel sejarah


CANDI-CANDI HINDU DAN BUDHA
·        Candi Borobudur
                Candi Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.

·         Candi Kalasan

                Candi Kalasan atau Candi Tara dibangun sekitar akhir abad ke 8 M atau awal abad ke 9 M diatas bangunan candi kuno. Candi yang berada kira-kira 2 km di sebelah barat dari candi Prambanan, yaitu di sisi jalan raya antara Yogyakarta dan Solo ini dikategorikan sebagai candi umat Buddha.
        
                Candi Rara Jonggrang 
                  Lara Jonggrang yang terletak di Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Candi ini terletak di pulau Jawa, kurang lebih 20 km timur Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan 120 km selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Rara Jonggrang terletak di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara kabupaten Sleman dan Klaten.

·         Candi Muara Takus, Candi Penatara, Candi Cangkuang, Candi Singosari                                                                                      
                                                                        




2 comments: