Wednesday, November 22, 2017

PENGARUH EKSPOR DAN IMPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI



PENGARUH EKSPOR DAN IMPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ekonomi Makro











Oleh :
FAHMI SAEPURKON                     155009067
TUTI AGUSTIN                                155009089
MUTIA RIZKA ISNAINI                155009098
YENI PURNAMASARI                   155009105

KELAS : AGRIBISNIS C

 
 













PROGRAM STUDI AGRIBISNIS







FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI SILIWANGI
TASIKMALAYA
2017




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Salah satu indikator kemajuan pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi. Indikator ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu Negara untuk memperbesar outputnya dalam laju yang lebih cepat daripada tingkat pertumbuhan penduduknya. Hal ini sejalan dengan pendapat Simon Kuznet yang mendefinisikan pertumbuhan ekonomi suatu Negara sebagai “kemampuan Negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya”. Dalam analisanya yang mendalam, Kuznet berpendapat bahwa salah satu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yaitu perdagangan Internasional (ekspor dan impor)
      Perdagangan Internasional ekspor impor adalah kegiatan yang dijalankan eksportir maupun importir dalam transaksi jual beli suatu komoditi dengan orang asing, bangsa asing, dan Negara asing secara legal. Kemudian penjual dan pembeli yang lazim disebut eksportir dan importir melakukan pembayaran dengan valuta asing.
Perdagangan Internasional ekpor impor ini muncul dikarenakan terbatasnya persediaan di suatu Negara. Kegiatan ekspor impor dapat menumbuhkan hubungan harmonis antar bangsa. Dengan perdagangan internasional ini, banyak pihak dilibatkan dan sama-sama mendapat keuntungan, baik keuntungan hasil jual maupun keuntungan atas pemenuhan kebutuhan. Ekspor impor juga merupakan salah satu lapangan pekerjaan yang besar pengaruhnya bagi para pebisnis. Namun meskipun demikian, hal ini harus tetap dikendalikan oleh kebijakan pemerintah, khususnya pengendalian impor.
Di Indonesia sendiri pengutamaan ekspor daripada impor sudah digalakan sejak tahun 1983. Sejak saat itu, ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiiring dengan berubahnya strategi industrialisasi dari penekanan pada industry subtitusi Impor ke industry promosi ekspor. Konsumen dalam negeri membeli barang impor atau konsumen luar negeri membeli barang domestik, menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat tajam antar berbagai produk, selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu daya saing suatu produk.
Berdasarkan permasalahan diatas, kami membuat makalah ini sebagai bentuk karya tulis yang memaparkan tentang Pengaruh Ekspor dan Impor terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
  1. Apa yang dimaksud dengan ekspor impor?
  2. Apa saja manfaat dari kegiatan ekspor impor?
  3. Bagaimana pengaruh ekspor impor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia?

C.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, antara lain:
  1. Untuk mengetahui pengertian tentang ekspor dan impor;
  2. Untuk mengetahui manfaat dari kegiatan ekspor impor;
  3. Untuk mengetahui pengaruh ekspor impor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

D.      Manfaat Makalah
Makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.      Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan tentang ekspor, impor dan pertumbuhan ekonomi.
2.      Pembaca, sebagai media informasi tentang ekspor, impor dan pertumbuhan ekonomi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Perdagangan Internasional
Setiap Negara di dunia mempunyai keterbatasan, baik itu keterbatasan sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun teknologi. Tidak semua kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi oleh sumber daya yang tersedia di negara tersebut. Sehingga, setiap Negara di dunia perlu melakukan interaksi dengan negara lainnya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di dalam Negara tersebut, salah satunya melalui perdagangan internasional.
Menurut Damanhuri (2010), perdagangan luar negeri memiliki peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan pembangunan di suatu negara. Model pertumbuhan ekonomi yang dikembangkan oleh Keynes, perdagangan internasional merupakan salah satu determinan bagi pendapatan suatu Negara. Secara sederhana, pemikiran Keynes tersebut dapat dijelaskan dalam persamaan di bawah ini :
Y= C + I + G + (X - M)
Dalam persamaan tesebut, Y adalah pendapatan sebuah negara, C merupakan pengeluaran yang dikeluarkan oleh rumah tangga, I adalah simbol untuk investasi atau pengeluaran modal yang dilakukan oleh sektor produsen. G adalah pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemerintah, X merupakan ekspor yang dilakukan oleh negara, sementara M adalah symbol untuk impor yang dilakukan oleh suatu negara. Dalam persamaan tersebut, perdagangan internasional disimbolkan dengan (X – M).

B.  Ekspor
Menurut Punan (1992:2), ekspor adalah mengeluarkan barang dari dalam keluar daerah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan berlaku. Ekspor adalah berbagai macam barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri lalu dijual di luar negeri (Mankiw, 206).
Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang-barang dari dalam negeri dan keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara lain, termasuk di antara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu.
Ekspor merupakan salah satu tolak ukur penting untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Dari kegiatan ekspor ini maka dapat terjamin kegiatan bisnis di sektor riil semakin terjaga. Produksi barang tidak hanya berputar di dalam negeri saja akan tetapi juga berputar di perdagangan internasional. Oleh sebab itulah dalam jangka panjang kegiatan ekspor dapat menjadi pahlawan devisa bagi pertumbuhan ekonomi negara.

C.  Impor
            Menurut pengertian dari wikipedia bahasa Indonesia, impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain secara legal, yang umumnya melalui transaksi perdagangan. Proses impor umumnya adalah tindakan memasukkan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri.
Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari perdagangan internasional termasuk di dalamnya kegiatan ekspor. Impor dalam bahasa sederhana merupakan kegiatan membeli barang dari luar negeri ke dalam negeri. Merujuk pada undang-undang perpajakan maka impor adalah kegiatan atau aktivitas memasukkan barang dari luar wilayah Pabean Indonesia (luar negeri) ke dalam wilayah Pabean Indonesia. Sedangkan pengertian dari wilayah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara di atasnya serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku undang-undang No. 10 tahun 1995 tentang kepabeanan. Keputusan untuk melakukan kegiatan impor tidak terlepas dari adanya kebutuhan dalam negeri sendiri untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat disupply oleh perusahaan lokal.

D.  Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi menurut Boediono didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor yang menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut satu sama lain sehingga terjadi proses pertumbuhan.
Pengertian pertumbuhan ekonomi sendiri sudah mencakup pada bahasan yang lebih luas, diantaranya pengertian menurut Prof. Simon Kuznets, Jhingan pertumbuhan ekonomi adalah adanya peningkatan kemampuan suatu negara dalam jangka panjang untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya. Definisi ini mempunyai tiga komponen, yaitu :
1. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang;
2. Teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk;
3. Penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan idiologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.

D. Produk Domestik Bruto (PDB)
Gross Domestic Product (GDP) atau biasa dikenal dengan Produk Domestik Bruto (PDB) menurut wikipedia Bahasa Indonesia merupakan nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB juga merupakan salah satu variabel yang digunakan untuk menghitung pendapatan nasional. PDB dapat pula diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB berbeda dengan Produk Nasional Bruto (PNB) karena memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak. Sebaliknya, PNB memperhatikan asal-usul faktor produksi yang digunakan.
Ada dua jenis PDB yaitu, PDB nominal dan PDB real. PDB nominal merujuk kepada nilai PDB tanpa memperhatikan pengaruh harga, sedangkan PDB riil (atau jika dalam publikasi data statistik oleh BPS lebih dikenal dengan PDB Atas Dasar Harga Konstan) mengoreksi angka PDB nominal dengan memasukkan pengaruh harga.
PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran adalah:
PDB = Konsumsi + Investasi + Pengeluaran pemerintah + (ekspor-impor)
Sementara pendekatan pendapatan yang diterima faktor produksi:
PDB = sewa + upah + bunga + laba
Pada dasarnya, secara teori PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran.












BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Ekspor
Banyak orang atau badan hukum yang melakukan penjualan barang ke luar negeri. Kegiatan tersebut disebut ekspor, dan orang atau badan yang melakukannya dinamakan eksportir. Tujuan eksportir adalah untuk memperoleh keuntungan. Harga barang-barang yang diekspor tersebut di luar negeri lebih mahal dibandingkan dengan di dalam negeri. Jika tidak lebih mahal, eksportir tidak tertarik untuk mengekspor barang yang bersangkutan. Tanpa kondisi itu, kegiatan ekspor tidak akan menghasilkan- keuntungan.
Dengan adanya ekspor, pemerintah memperoleh pendapatan berupa devisa. Semakin banyak ekspor semakin besar devisa yang diperoleh negara. Secara garis besar, barang-barang yang diekspor oleh Indonesia terdiri atas dua macam, yaitu minyak bumi dan gas alam (migas) dan nonmigas. Barang-barang yang termasuk migas antara lain minyak tanah, bensin, solar, dan elpiji. Adapun barang-barang yang termasuk nonmigas sebagai berikut :
1)  hasil pertanian dan perkebunan. Contohnya, karet, kopi, dan kopra;
2)  hasil laut terutama ikan dan kerrang;
3) hasil industri. Contohnya kayu lapis, konfeksi, minyak kelapa sawit, meubel, bahan-bahan kimia, pupuk, dan kertas;
4) hasil tambang nonmigas. Contohnya bijih nekel, bijih tembaga, dan batubara.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor
Banyak faktor yang dapat memengaruhi perkembangan ekspor suatu negara. Faktor-faktor tersebut ada yang berasal dan dalam negeri maupun keadaan di luar negeri. Beberapa Faktor tersebut adalah sebagai berikut.
1) Kebijakan pemerintah di bidang perdagangan luar negeri
Apabila pemerintah memberikan kemudahan kepada para eksportir, eksportir terdorong untuk meningkatkan ekspor. Kemudahan-kemudahan tersebut antara lain penyederhanaan prosedur ekspor, penghapusan berbagai  biaya ekspor, pemberian fasilitas produksi barang-barang ekspor, dan penyediaan sarana ekspor.
2) Keadaan pasar di luar negeri dalam negeri
Kekuatan permintaan dan penawaran dan berbagai  negara dapat memengaruhi harga di pasar dunia. Apabila  jumlah barang yang diminta di pasar dunia lebih banyak dari pada jumlah barang yang ditawarkan, maka harga  cenderung naik. Keadaan ini akan mendorong para ekportir untuk meningkatkan ekspornya
3) Kelincahan eksportir untuk memanfaatkan peluang pasar
Eksportir harus pandai mencari dan memanfaatkan peluang pasar. Dengan kepandaian tersebut, mereka dapat memperoleh wilayah pemasaran yang luas. Oleh karena itu, para eksportir harus ahli di bidang strategi pemasaran.

Kebijakan Pemerintah
Untuk mengembangkan ekspor, pemerintah dapat menerapkan kebijakan-kebijakan sebagai berikut:
1) Menambah macam barang ekspor
     Misalnya, semula mengekspor kelapa sawit, sekarang mengekspor kelapa sawit dan minyak kelapa sawit. Adapun penganekaragaman horizontal berarti menambah macam barang yang diekspor dengan barang yang tidak merupakan produk lanjutan dan barang lama.
2) Memberi fasilitas kepada produsen barang ekspor
     Agar ekspor meningkat, pemenintah perlu memberikan fasilitas kepada produsen barang  ekspor. Misalnya, memperbanyak bahan produksi dengan harga murah. Jika harga bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi barang ekspor murah, harga barang ekspor tersebut di dalam negeri juga murah.
3) Mengendalikan harga produk ekspor di dalam negeri
        Pemerintah meningkatkan ekspor dengan mengusahakan harga di dalam negeri lebih murah. Cara yang ditempuh antara lain menekan laju inflasi dan menciptakan tingkat bunga pinjaman yang nendah.


4) Menciptakan iklim usaha yang kondusif
      Pemerintah mendorong peningkatan ekspor dengan memberikan kemudahan-kemudahan misalnya penyederhanaan tata cara atau prosedur ekspor dan penurunan bea ekspor.
5) Menjaga kestabilan kurs valuta asing
    Kestabilan kurs valuta asing mempermudah para pedagang internasional dalam meramal nilai rupiah dan hasil ekspornya. Dengan kepastian nilai rupiah ini, para eksportir menjadi lebih mudah dalam menentukan harga tawar menawar di pasar internasional. Keadaan ini menghilangkan keraguan eksportir untuk melakukan perdagangan internasional.
6) Pembuatan perjanjian dagang internasional
    Beberapa negara sering melakukan perjanjian dagang untuk memperoleh kepastian. Perjanjian tersebut mencakup kesediaan masing-masing negara untuk menjadi pembeli atau penjual suatu barang. Dengan peianjian ini, masing-masing negara memperoleh keuntungan yaitu: penjual dapat mempunyai pasar yang pasti, dan pembeli dapat mempunyai penjual yang pasti
7) Peningkatan promosi dagang di luar negeri
    Untuk mengenalkan produk dalam negeri di pasaran internasional, sering dilakukan promosi dagang. Pelaksanaan promosi dapat berupa kegiatan pameran dagang, festival olah raga, seni, maupun kegiatan laiñnya yang dapat berfungsi promosi. Promosi dagang tersebut dilakukan oleh individu, lembaga swasta, maupun pemerintah.
      Selain itu, pemerintah maupun Kamar Dagang dan Industri (KADIN) menangani promosi dan pusat informasi dagang di luar negeri. Misalnya kantor-kantor pusat promosi dagang Indonesia atau Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) yang mengusahakan agar produk-produk Indonesia dikenal di luar negeri.
8) Penyuluhan kepada pelaku ekonomi
     Untuk meningkatkan ekspor, pemerintah memberikan penyuluhan kepada pengusaha kecil dan menengah tentang tata cara melakukan ekspor. Banyak produk masyarakat yang diminati pembeli mancanegara, namun karena banyak pengusaha kecil dan menengah tidak mengetahui bagaimana cara mengekspornya maka tidak diekspor produk tersebut.

Manfaat Kegiatan Ekspor
Kegiatan ekspor membawa banyak manfaat bagi masyarakat. Berikut ini beberapa manfaat kegiatan ekspor:
a. Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia
    Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk Indonesia ke luar negeri. Misalnya, pakaian batik merupakan salah satu produk Indonesia yang mulai dikenal oleh masyarakat dunia. Apabila permintaan terhadap pakaian batik buatan Indonesia semakin meningkat, pendapatan para produsen batik semakin besar. Dengan demikian, kegiatan produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang.
b. Menambah Devisa Negara
    Perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia untuk menjual barang kepada masyarakat luar negeri. Transaksi ini dapat menambah penerimaan devisa negara. Dengan demikian, kekayaan negara bertambah karena devisa merupakan salah satu sumber penerimaan negara.
c. Memperluas Lapangan Kerja
    Dengan semakin luasnya pasar bagi produk Indonesia, kegiatan produksi di dalam negeri akan meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas.

B.     Impor
Banyak orang atau lembaga yang membeli barang dan luar negeri untuk dijual lagi di dalam negeri. Kegiatan ini disebut dengan impor, dan orang atau lembaga yang melakukan impor disebut importir. Importir melakukan kegiatan impor karena menginginkan laba. Kegiatan impor dilakukan jika harga barang yang bersangkutan di luar negeri lebih murah. Harga yang lebih murah tersebut karena antara lain:
1)  negara penghasil mempunyai sumber daya alam yang lebth banyak;
2) negara penghasil bisa memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah, dan
3) negara penghasil bisa memproduksi barang dengan jumlah yang lebih banyak.

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Impor
1) Banyaknya kebutuhan pangan penduduk Indonesia, sementara produksi pangan warga tidak mencukupi kebutuhan tersebut.
2) Beberapa negara menjual bahan pangan dengan harga yang lebih murah dan kualitas yang sama.
3) Sulitnya menemukan bahan pembantu dalam produksi kebutuhan pangan sehingga beberapa bahan pangan tersebut harus diimport dari negara lain.
4) Tidak percayanya penduduk Indonesia atas produksi dalam negeri yang kualitasnya di bawah kualitas jika mengimpor dari negara lain.

Dampak Positif dan Negatif Kegiatan Impor
Kegiatan impor mempunyai dampak positif dan negatif terhadap perekonomian dan masyarakat. Untuk melindungi produsen di dalam negeri, biasanya suatu negara membatasi jumlah (kuota) impor. Selain untuk melindungi produsen dalam negeri, pembatasan impor juga mempunyai dampak yang lebih luas terhadap perekonomian suatu negara.
Dampak positif pembatasan impor tersebut secara umum sebagai berikut :
1) menumbuhkan rasa cinta produksi dalam negeri;
2) mengurangi keluamya devisa ke luar negeri;
3) mengurangi ketergantungan terhadap barang-barang impor;
4) memperkuat posisi neraca pembayaran.
Negara yang melakukan pembatasan impor juga menerima dampak yang tidak diinginkan. Dampak negatifnya sebagai berikut :
1) Jika terjadi aksi balas-membalas kegiatan pembatasan kuota impor, maka perdagangan internasional menjadi lesu. Dampak selanjutnya adalah, terganggunya pertumbuhan perekonomian negara-negara yang bersangkutan.
2) Karena produsen dalam negeri merasa tidak mempunyai pesaing, mereka cenderung kurang efisien dalam produksinya. Bahkan tidak hanya itu, produsen juga kurang tertantang untuk meningkatkan mutu produksinya. Kegiatan pembatasan kuota impor oleh suatu negara dapat mengakibatkan tindakan balasan bagi negara yang merasa dirugikan.

Kebijakan Pemerintah
Kegiatan impor di satu pihak sangat dibutuhkan oleh suatu negara untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi di lain pihak dapat merugikan perkembangan industri dalam negeri. Agar tidak merugikan produk dalam negeri diperlukan adanya kebijakan impor untuk melindungi produk dalam negeri (proteksi) dengan cara berikut:
a) Pengenaan Bea Masuk
Barang impor yang masuk ke dalam negeri dikenakan bea masuk yang tinggi sehingga harga jual barang impor menjadi mahal. Hal ini dapat mengurangi hasrat masyarakat membeli barang impor dan produk dalam negeri dapat bersaing dengan produk impor.
b) Kuota Impor
Kuota impor merupakan suatu kebijakan untuk membatasi jumlah barang impor yang masuk ke dalam negeri. Dengan dibatasinya jumlah produk impor mengakibatkan harga barang impor tetap mahal dan produk dalam negeri dapat bersaing dan laku di pasaran.
c) Pengendalian Devisa
Dalam pengendalian devisa, jumlah devisa yang disediakan untuk membayar barang impor dijatah dan dibatasi sehingga importir mau tidak mau juga membatasi jumlah barang impor yang akan dibeli.
d) Substitusi Impor
Kebijakan mengadakan substitusi impor ditujukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri dengan mendorong produsen dalam negeri agar dapat membuat sendiri barang-barang yang diimpor dari luar negeri.

e) Devaluasi
Kebijakan berupa devaluasi merupakan kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Misalnya: 1US$ = Rp8.000,00 menjadi 1USS$ = Rp 10.000,00. Dengan devaluasi dapat menyebabkan harga barang impor menjadi lebih mahal, dihitung dengan mata uang dalam negeri, sehingga akan mengurangi pembelian barang impor.

Manfaat Kegiatan Impor
1)      Memperoleh Barang dan Jasa yang Tidak Bisa Dihasilkan
Setiap negara memiliki sumber daya alam dan kemampuan sumber daya manusia yang berbeda-beda. Misalnya, keadaan alam Indonesia tidak bisa menghasilkan gandum dan Amerika tidak bisa menghasilkan kelapa sawit. Perdagangan antarnegara mampu mengatasi persoalan tersebut. Perdagangan antarnegara memungkinkan Indonesia untuk memperoleh gandum dan Amerika memperoleh minyak kelapa sawit.
Perdagangan antarnegara akan bisa mendatangkan barang-barang yang belum dapat dihasilkan di dalam negeri. Misalnya Indonesia belum mampu memproduksi mesin-mesin berat. Oleh karena itu, Indonesia melakukan perdagangan dengan Amerika, Jepang, Cina dan Korea Selatan dalam pengadaan alat-alat tersebut.
2)      Memperoleh Teknologi Modern
      Proses produksi dapat dipermudah dengan adanya teknologi modern. Misalnya, penggunaan mesin las pada pabrik perakitan sepeda motor. Mesin ini mempermudah proses penyambungan kerangka motor. Contoh lainnya adalah mesin fotokopi laser. Mesin ini bisa menggandakan dokumen dengan lebih cepat dan jelas.
Tingkat teknologi di negara kita umumnya masih sederhana. Pengembangan teknologi masih lambat karena rendahnya kualitas sumber daya manusia. Untuk mendukung kegiatan produksi, kita dapat mengimpor teknologi dari luar negeri. Dalam perdagangan biasanya terjadi pertukaran informasi. Dari saling bertukar informasi ini, Indonesia dapat belajar teknik produksi baru dan pemanfaatan teknologi modern.
3)      Memperoleh Bahan Baku
      Setiap kegiatan usaha pasti membutuhkan bahan baku. Untuk memproduksi mobil dibutuhkan besi dan baja. Untuk memproduksi ember, mangkuk, dan kursi plastik dibutuhkan plastik. Tidak semua bahan baku produksi tersebut dihasilkan di dalam negeri. Mungkin ada yang diproduksi di dalam negeri, tetapi harganya lebih mahal. Pengusaha tentu lebih menyukai bahan baku yang harganya lebih murah. Demi kelangsungan produksi, pengusaha harus menjaga pasokan bahan bakunya. Salah satu caranya dengan mengimpor bahan baku dari luar negeri.



C.     Pengaruh Ekspor dan Impor Terhadap Perekonomian Indonesia Tahun 2017
Pengutamaan ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1983. Sejak saat itu, ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi dari penekanan pada industri substitusi impor ke industri promosi ekspor. Konsumen dalam negeri membeli  barang impor atau konsumen luar negeri membeli barang domestik, menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat tajam antar berbagai produk, selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu daya saing suatu produk.
Adapun perkembangan ekspor dan impor di tahun 2017 cukup positif. Hal ini ditunjukkan dari neraca perdagangan Februari 2017 yang membukukan surplus USD 1,3 miliar. Jumlah tersebut ditopang surplus nonmigas USD 2,5 miliar dengan defisit migas USD 1,2 miliar. Posisi ini jauh lebih baik dibandingkan neraca perdagangan periode yang sama tahun 2016 yang hanya surplus USD 1,1 miliar.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan ekspor nonmigas Indonesia semakin diterima negara mitra dan mengalami kenaikan. Beberapa negara tujuan ekspor yang meningkat signifikan selama Januari-Februari 2017 adalah ke India, Amerika Serikat, Filipina, Belanda, dan Pakistan. Negara-negara tersebut penyumbang surplus nonmigas terbesar, yakni mencapai USD 5,0 miliar. Sementara itu RRT masih menjadi pemicu defisit perdagangan disusul Thailand, Australia, Perancis, dan Korea Selatan
Defisit dari lima negara itu merupakan defisit nonmigas terbesar yang mencapai USD 3,2 miliar. Menguat Signifikan 19,2% Ekspor Februari 2017 mencapai USD 12,6 milliar atau turun 6,2% dibanding bulan sebelumnya (MoM), namun masih meningkat 11,2% dibanding Februari 2016 (YoY). Adapun nilai kumulatif ekspor yang berhasil dibukukan pada periode Januari-Februari 2017 mencapai USD 26,0 miliar atau meningkat 19,2% (YoY).
Peningkatan ekspor tersebut didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas sebesar 20,1% (YoY), sementara ekspor migas pada periode yang sama hanya tumbuh 11,2% (YoY). Ekspor nonmigas Indonesia selama Januari-Februari 2017 ke beberapa negara mitra dagang masih menunjukkan performa positif. Beberapa negara yang berkontribusi terhadap peningkatan ekspor nonmigas pada periode tersebut yaitu RRT yang tumbuh 58,8% (YoY), India (76,4%), Filipina (57,3%), dan Federasi Rusia (94,6%).
Sementara itu, produk ekspor nonmigas Indonesia yang nilai ekspornya naik signifikan pada Januari-Februari 2017, antara lain besi dan baja (123,8% YoY); bahan kimia organik (73,4%); minyak sawit (60,0%); berbagai produk kimia (67,4%); karet dan barang dari karet (59,6%); batu bara (42,5%); serta kopi, teh dan rempah (28,3%). Peningkatan nilai ekspor komoditas nonmigas yang relatif signifikan tersebut merupakan dampak kembali bersaingnya harga komoditas dunia
Impor Bahan Baku/Penolong Naik 17,7% Pada Februari 2017, total nilai impor mencapai USD 11,3 miliar. Total tersebut naik 10,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau turun 6,0% dibandingkan bulan sebelumnya. Secara kumulatif, total impor hingga Februari 2017 mencapai USD 23,2 miliar atau naik 12,5% (YoY), terdiri dari impor migas USD 4,2 miliar (naik 81,5%) dan impor nonmigas USD 19,0 miliar (naik 3,7%).
Adapun struktur impor selama Januari-Februari 2017 masih didominasi bahan baku/penolong (76,3%) dan nilainya meningkat 17,7% (YoY). Kenaikan impor bahan baku/penolong di awal tahun merupakan sinyal positif bagi menggeliatnya industri domestik sebagai salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.
Bahan baku/penolong yang impornya naik secara signifikan antara lain bahan kimia organik (21,9%); plastik dan barang dari plastik (12,1%); serta biji bijian berminyak (96,6%). Selain itu, impor barang konsumsi menurun 13,2% pada periode yang sama. Barang konsumsi yang impornya mengalami penurunan antara lain berbagai barang buatan pabrik (-7,9%) dan sayuran (-1,2%). [*]
Peningkatan ekspor selama Januari-Februari 2017 membuat neraca perdagangan surplus USD 1,3 miliar. Surplus neraca perdagangan tersebut disumbang dari surplus nonmigas sebesar USD 2,5 miliar dan defisit migas USD 1,2 miliar. Maka dari itu, kemendag harus terus mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan produk ekspor nonmigas agar semakin diterima oleh berbagai negara, sehingga devisa negara akan terus naik.





BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Perdagangan Internasional ekpor impor merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kegiatan ekspor impor dapat menumbuhkan hubungan harmonis antar bangsa. Dengan perdagangan internasional ini, banyak pihak dilibatkan dan sama-sama mendapat keuntungan, baik keuntungan hasil jual maupun keuntungan atas pemenuhan kebutuhan. Ekspor impor juga merupakan salah satu lapangan pekerjaan yang besar pengaruhnya bagi para pebisnis. Namun meskipun demikian, hal ini harus tetap dikendalikan oleh kebijakan pemerintah, khususnya pengendalian impor.
Di Indonesia sendiri, pengutamaan ekspor dibanding impor sudah digalakkan sejak tahun 1983. Sejak saat itu, ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi dari penekanan pada industri substitusi impor ke industri promosi ekspor. Konsumen dalam negeri membeli  barang impor atau konsumen luar negeri membeli barang domestik, menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat tajam antar berbagai produk, selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu daya saing suatu produk.
Adapun perkembangan ekspor dan impor Indonesia di tahun 2017 cukup positif. Hal ini ditunjukkan dari neraca perdagangan Februari 2017 yang membukukan surplus USD 1,3 miliar. Jumlah tersebut ditopang surplus nonmigas USD 2,5 miliar dengan defisit migas USD 1,2 miliar. Posisi ini jauh lebih baik dibandingkan neraca perdagangan periode yang sama tahun 2016 yang hanya surplus USD 1,1 miliar.
B.     Saran
Pemerintah dan eksportir Indonesia harus sama-sama berjuang untuk meningkatkan ekspor daripada impor. Pemerintah dengan membuat kebijakan yang epektif dan efisien, sementara eksportir harus lebih meningkatkan mutu dan kualitas produknya agar bisa bersaing di pasar internasional. Selain itu, eksportir juga harus lebih memahami semua peraturan ekspor dan impor.

DAFTAR PUSTAKA
Berilmu Online. Makalah: Pengaruh Kegiatan Ekspor Impor Bagi Perekonomian Indonesia [Internet]. Membantu Anda untuk Menemukan Pengetahuan yang Baru, 23 Mei 2015, [dikutip 22 April 2017].. Tersedia dari: http://berilmuonline.blogspot.co.id/2015/05/makalah-pengaruh-kegiatan-ekspor-impor.html?m=1
Artikelsiana. Pengertian, Tujuan, Manfaat Kegiatan Ekspor dan Impor [Internet]. Artikel Belajar dan Bermartabat, September 2014, [dikutip 22 April 2017]. Tersedia dari: http://www.artikelsiana.com/2014/09/Kegiatan-Ekspor-Impor-Pengertian-Tujuan-Manfaatnya.html?m=1
Academia. Kontribusi Ekspor Impor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia [Internet]. [dikutip 22 April 2017. Tersedia dari: https://www.academia.edu/5769873/KONTRIBUSI_EKSPOR_IMPOR_TERHADAP_PERTUMBUHAN_EKONOMI_DI_INDONESIAInilah. Surplus, Mendag: Kinerja Perdagangan Makin Positif [Internet]. Telinga, Mata, dan Hati Rakyat, 17 Maret, 19:48 WIB, [dikutip 22 April 2017]. Tersedia dari: http://m.inilah.com/news/detail/2366860/surplus-mendag-kinerja-perdagangan-makin-positifn
Slideshare. Analisis Pengaruh PMDN, Ekspor Pertambangan, Tenaga Kerja Terhadap PDB Sektor Pertambangan [Internet]. [dikutip 22 April 2017]. Tersedia dari: https://www.slideshare.net/mobile/ahmadzakariya14/analisis-pengaruh-pmdn-ekspor-pertambangan-tenaga-kerja-terhadap-pdb-sektor-pertambangan.
Berita Satu. Januari 2017, Ekspor Non Migas Indonesia US$ 13,4 Miliar [Internet]. Februari 2017, 13:48 WIB, [dikutip 22 April 2017. Tersedia dari: http://m.beritasatu.com/pelangi-ramadan-2016/ekonomi/415279-januari-2017-ekspor-nonmigas-indonesia-us-134-miliar.html
BPS. Ekspor Februari 2017 mencapai US$12,57 Miliar. [Internet] 15 Maret 2017, Dikutip 23 April 2017. Tersedia dari : https://www.bps.go.id/Brs/view/id/1329







2 comments: