PENGARUH
EKSPOR DAN IMPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
Diajukan untuk Memenuhi
Tugas Ekonomi Makro
![]() |
||||
|
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
NEGERI SILIWANGI
TASIKMALAYA
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah satu indikator kemajuan pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi.
Indikator ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu Negara untuk memperbesar
outputnya dalam laju yang lebih cepat daripada tingkat pertumbuhan penduduknya.
Hal ini sejalan dengan pendapat Simon Kuznet yang mendefinisikan pertumbuhan
ekonomi suatu Negara sebagai “kemampuan Negara itu untuk menyediakan
barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi penduduknya, pertumbuhan
kemampuan ini berdasarkan pada kemajuan teknologi dan kelembagaan serta
penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya”. Dalam analisanya yang mendalam,
Kuznet berpendapat bahwa salah satu faktor yang sangat penting untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yaitu perdagangan Internasional (ekspor dan impor)
Perdagangan
Internasional ekspor impor adalah kegiatan yang dijalankan eksportir maupun importir
dalam transaksi jual beli suatu komoditi dengan orang asing, bangsa asing, dan
Negara asing secara legal. Kemudian penjual dan pembeli yang lazim disebut
eksportir dan importir melakukan pembayaran dengan valuta asing.
Perdagangan Internasional ekpor impor ini muncul dikarenakan terbatasnya
persediaan di suatu Negara. Kegiatan ekspor impor dapat menumbuhkan hubungan
harmonis antar bangsa. Dengan perdagangan internasional ini, banyak pihak
dilibatkan dan sama-sama mendapat keuntungan, baik keuntungan hasil jual maupun
keuntungan atas pemenuhan kebutuhan. Ekspor impor juga merupakan salah satu
lapangan pekerjaan yang besar pengaruhnya bagi para pebisnis. Namun meskipun
demikian, hal ini harus tetap dikendalikan oleh kebijakan pemerintah, khususnya
pengendalian impor.
Di Indonesia sendiri pengutamaan ekspor daripada impor sudah digalakan
sejak tahun 1983. Sejak saat itu, ekspor menjadi perhatian dalam memacu
pertumbuhan ekonomi seiiring dengan berubahnya strategi industrialisasi dari
penekanan pada industry subtitusi Impor ke industry promosi ekspor. Konsumen dalam
negeri membeli barang impor atau konsumen luar negeri membeli barang domestik,
menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat tajam antar berbagai
produk, selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu daya
saing suatu produk.
Berdasarkan permasalahan diatas, kami membuat makalah ini sebagai bentuk
karya tulis yang memaparkan tentang Pengaruh Ekspor dan Impor terhadap
Pertumbuhan Ekonomi.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
- Apa yang dimaksud dengan ekspor impor?
- Apa saja manfaat dari kegiatan ekspor impor?
- Bagaimana pengaruh ekspor impor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan
makalah ini, antara lain:
- Untuk mengetahui pengertian tentang ekspor dan impor;
- Untuk mengetahui manfaat dari kegiatan ekspor impor;
- Untuk mengetahui pengaruh ekspor impor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
D. Manfaat
Makalah
Makalah
ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Penulis,
sebagai wahana penambah pengetahuan tentang ekspor,
impor dan pertumbuhan ekonomi.
2. Pembaca,
sebagai media informasi tentang ekspor,
impor dan pertumbuhan ekonomi.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Perdagangan Internasional
Setiap Negara di dunia mempunyai keterbatasan, baik
itu keterbatasan sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun teknologi. Tidak
semua kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi oleh sumber daya yang tersedia di
negara tersebut. Sehingga, setiap Negara di dunia perlu melakukan interaksi dengan
negara lainnya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di dalam
Negara tersebut, salah satunya melalui perdagangan internasional.
Menurut Damanhuri (2010), perdagangan luar negeri
memiliki peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan pembangunan di suatu
negara. Model pertumbuhan ekonomi yang dikembangkan oleh Keynes, perdagangan
internasional merupakan salah satu determinan bagi pendapatan suatu Negara. Secara
sederhana, pemikiran Keynes tersebut dapat dijelaskan dalam persamaan di bawah
ini :
Y=
C + I + G + (X - M)
Dalam persamaan
tesebut, Y adalah pendapatan sebuah
negara, C merupakan pengeluaran yang
dikeluarkan oleh rumah tangga, I adalah
simbol untuk investasi atau pengeluaran modal yang dilakukan oleh sektor
produsen. G adalah pengeluaran yang
dikeluarkan oleh pemerintah, X merupakan
ekspor yang dilakukan oleh negara, sementara M adalah symbol untuk impor yang dilakukan oleh suatu negara. Dalam
persamaan tersebut, perdagangan internasional disimbolkan dengan (X – M).
B.
Ekspor
Menurut Punan (1992:2),
ekspor adalah mengeluarkan barang dari dalam keluar daerah pabean Indonesia
dengan memenuhi ketentuan berlaku. Ekspor adalah berbagai macam barang dan jasa
yang diproduksi di dalam negeri lalu dijual di luar negeri (Mankiw, 206).
Kegiatan ekspor
adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barang-barang dari dalam
negeri dan keluar negeri dengan
memenuhi ketentuan yang berlaku.
Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara ke negara
lain, termasuk di antara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu
tahun tertentu.
Ekspor
merupakan salah satu tolak ukur penting untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan
ekonomi di suatu negara. Dari kegiatan ekspor ini maka dapat terjamin kegiatan
bisnis di sektor riil semakin terjaga. Produksi barang tidak hanya berputar di
dalam negeri saja akan tetapi juga berputar di perdagangan internasional. Oleh
sebab itulah dalam jangka panjang kegiatan ekspor dapat menjadi pahlawan devisa
bagi pertumbuhan ekonomi negara.
C. Impor
Menurut pengertian dari wikipedia
bahasa Indonesia, impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari
suatu negara ke negara lain secara legal, yang umumnya melalui transaksi
perdagangan. Proses
impor umumnya adalah tindakan memasukkan barang atau komoditas dari negara lain
ke dalam negeri.
Impor
barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara
pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari perdagangan
internasional termasuk di dalamnya kegiatan ekspor. Impor dalam bahasa
sederhana merupakan kegiatan membeli barang dari luar negeri ke dalam negeri.
Merujuk pada undang-undang perpajakan maka impor adalah kegiatan atau aktivitas
memasukkan barang dari luar wilayah Pabean Indonesia (luar negeri) ke dalam
wilayah Pabean Indonesia. Sedangkan pengertian dari wilayah pabean adalah
wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara
di atasnya serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas
kontinen yang di dalamnya berlaku undang-undang No. 10 tahun 1995 tentang
kepabeanan. Keputusan untuk melakukan kegiatan impor tidak terlepas dari adanya
kebutuhan dalam negeri sendiri untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat
disupply oleh perusahaan lokal.
D. Pertumbuhan
Ekonomi
Teori
pertumbuhan ekonomi menurut Boediono didefinisikan sebagai penjelasan mengenai
faktor-faktor yang menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang,
dan penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut satu sama lain sehingga terjadi
proses pertumbuhan.
Pengertian
pertumbuhan ekonomi sendiri sudah mencakup pada bahasan yang lebih luas,
diantaranya pengertian menurut Prof. Simon Kuznets, Jhingan pertumbuhan ekonomi
adalah adanya peningkatan kemampuan suatu negara dalam jangka panjang untuk
menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya.
Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian
kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya. Definisi ini mempunyai tiga
komponen, yaitu :
1. Pertumbuhan ekonomi suatu
bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang;
2. Teknologi maju merupakan
faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan
dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk;
3. Penggunaan teknologi
secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan
idiologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia
dapat dimanfaatkan secara tepat.
D. Produk Domestik Bruto (PDB)
Gross
Domestic Product (GDP) atau biasa dikenal dengan Produk Domestik Bruto (PDB)
menurut wikipedia Bahasa Indonesia merupakan nilai pasar semua barang dan jasa
yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB juga merupakan
salah satu variabel yang digunakan untuk menghitung pendapatan nasional. PDB
dapat pula diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang
diproduksi dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per
tahun). PDB berbeda dengan Produk Nasional Bruto (PNB) karena memasukkan
pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut.
Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa
memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi
dalam negeri atau tidak. Sebaliknya, PNB memperhatikan asal-usul faktor
produksi yang digunakan.
Ada
dua jenis PDB yaitu, PDB nominal dan PDB real. PDB nominal merujuk kepada nilai
PDB tanpa memperhatikan pengaruh harga, sedangkan PDB riil (atau jika dalam
publikasi data statistik oleh BPS lebih dikenal dengan PDB Atas Dasar Harga
Konstan) mengoreksi angka PDB nominal dengan memasukkan pengaruh harga.
PDB
dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan
pendekatan pendapatan. Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran
adalah:
PDB
= Konsumsi + Investasi + Pengeluaran pemerintah + (ekspor-impor)
Sementara
pendekatan pendapatan yang diterima faktor produksi:
PDB
= sewa + upah + bunga + laba
Pada
dasarnya, secara teori PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus
menghasilkan angka yang sama. Namun dalam praktek menghitung PDB dengan
pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan
pendekatan pengeluaran.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Ekspor
Banyak orang
atau badan hukum yang melakukan penjualan barang ke luar negeri. Kegiatan
tersebut disebut ekspor, dan orang atau badan yang melakukannya dinamakan
eksportir. Tujuan eksportir adalah untuk memperoleh keuntungan. Harga
barang-barang yang diekspor tersebut di luar negeri lebih mahal dibandingkan
dengan di dalam negeri. Jika tidak lebih mahal, eksportir tidak tertarik untuk
mengekspor barang yang bersangkutan. Tanpa kondisi itu, kegiatan ekspor tidak
akan menghasilkan- keuntungan.
Dengan adanya
ekspor, pemerintah memperoleh pendapatan berupa devisa. Semakin banyak ekspor
semakin besar devisa yang diperoleh negara. Secara garis besar, barang-barang
yang diekspor oleh Indonesia terdiri atas dua macam, yaitu minyak bumi dan gas
alam (migas) dan nonmigas. Barang-barang yang termasuk migas antara lain minyak
tanah, bensin, solar, dan elpiji. Adapun barang-barang yang termasuk nonmigas
sebagai berikut :
1) hasil
pertanian dan perkebunan. Contohnya, karet, kopi, dan kopra;
2) hasil
laut terutama ikan dan kerrang;
3) hasil industri. Contohnya kayu lapis,
konfeksi, minyak kelapa sawit, meubel, bahan-bahan kimia, pupuk, dan kertas;
4) hasil tambang nonmigas.
Contohnya bijih nekel, bijih tembaga, dan batubara.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor
Banyak faktor
yang dapat memengaruhi perkembangan ekspor suatu negara. Faktor-faktor tersebut
ada yang berasal dan dalam negeri maupun keadaan di luar negeri. Beberapa
Faktor tersebut adalah sebagai berikut.
1) Kebijakan pemerintah di bidang
perdagangan luar negeri
Apabila
pemerintah memberikan kemudahan kepada para eksportir, eksportir terdorong
untuk meningkatkan ekspor. Kemudahan-kemudahan tersebut antara lain
penyederhanaan prosedur ekspor, penghapusan berbagai biaya ekspor, pemberian fasilitas produksi
barang-barang ekspor, dan penyediaan sarana ekspor.
2) Keadaan pasar di luar negeri
dalam negeri
Kekuatan
permintaan dan penawaran dan berbagai
negara dapat memengaruhi harga di pasar dunia. Apabila jumlah barang yang diminta di pasar dunia
lebih banyak dari pada jumlah barang yang ditawarkan, maka harga cenderung naik. Keadaan ini akan mendorong
para ekportir untuk meningkatkan ekspornya
3) Kelincahan eksportir untuk
memanfaatkan peluang pasar
Eksportir harus
pandai mencari dan memanfaatkan peluang pasar. Dengan kepandaian tersebut,
mereka dapat memperoleh wilayah pemasaran yang luas. Oleh karena itu, para
eksportir harus ahli di bidang strategi pemasaran.
Kebijakan Pemerintah
Untuk
mengembangkan ekspor, pemerintah dapat menerapkan kebijakan-kebijakan sebagai
berikut:
1) Menambah macam barang ekspor
Misalnya, semula mengekspor kelapa sawit, sekarang mengekspor kelapa
sawit dan minyak kelapa sawit.
Adapun
penganekaragaman horizontal berarti menambah macam barang yang diekspor dengan
barang yang tidak merupakan produk lanjutan dan barang lama.
2) Memberi fasilitas kepada
produsen barang ekspor
Agar ekspor meningkat, pemenintah perlu memberikan fasilitas kepada
produsen barang ekspor. Misalnya,
memperbanyak bahan produksi dengan harga murah. Jika harga bahan-bahan yang
digunakan untuk memproduksi barang ekspor murah, harga barang ekspor tersebut
di dalam negeri juga murah.
3) Mengendalikan harga produk
ekspor di dalam negeri
Pemerintah meningkatkan ekspor dengan
mengusahakan harga di dalam negeri lebih murah. Cara yang ditempuh antara lain
menekan laju inflasi dan menciptakan tingkat bunga pinjaman yang nendah.
4) Menciptakan iklim usaha yang
kondusif
Pemerintah mendorong peningkatan ekspor
dengan memberikan kemudahan-kemudahan misalnya penyederhanaan tata cara atau
prosedur ekspor dan penurunan bea ekspor.
5) Menjaga kestabilan kurs valuta
asing
Kestabilan kurs valuta asing mempermudah para pedagang internasional
dalam meramal nilai rupiah dan hasil ekspornya. Dengan kepastian nilai rupiah
ini, para eksportir menjadi lebih mudah dalam menentukan harga tawar menawar di
pasar internasional. Keadaan ini menghilangkan keraguan eksportir untuk
melakukan perdagangan internasional.
6) Pembuatan perjanjian dagang
internasional
Beberapa negara sering melakukan perjanjian dagang untuk memperoleh
kepastian. Perjanjian tersebut mencakup kesediaan masing-masing negara untuk
menjadi pembeli atau penjual suatu barang. Dengan peianjian ini, masing-masing
negara memperoleh keuntungan yaitu: penjual dapat mempunyai pasar yang pasti,
dan pembeli dapat mempunyai penjual yang pasti
7) Peningkatan promosi dagang di
luar negeri
Untuk mengenalkan produk dalam negeri di pasaran internasional, sering
dilakukan promosi dagang. Pelaksanaan promosi dapat berupa kegiatan pameran
dagang, festival olah raga, seni, maupun kegiatan laiñnya yang dapat berfungsi
promosi. Promosi dagang tersebut dilakukan oleh individu, lembaga swasta, maupun
pemerintah.
Selain itu, pemerintah maupun Kamar
Dagang dan Industri (KADIN) menangani promosi dan pusat informasi dagang di
luar negeri. Misalnya kantor-kantor pusat promosi dagang Indonesia atau
Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) yang mengusahakan agar produk-produk
Indonesia dikenal di luar negeri.
8) Penyuluhan kepada pelaku ekonomi
Untuk meningkatkan ekspor, pemerintah memberikan penyuluhan kepada
pengusaha kecil dan menengah tentang tata cara melakukan ekspor. Banyak produk
masyarakat yang diminati pembeli mancanegara, namun karena banyak pengusaha
kecil dan menengah tidak mengetahui bagaimana cara mengekspornya maka tidak
diekspor produk tersebut.
Manfaat
Kegiatan Ekspor
Kegiatan ekspor
membawa banyak manfaat bagi masyarakat. Berikut ini beberapa manfaat kegiatan
ekspor:
a. Memperluas Pasar bagi Produk
Indonesia
Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk
Indonesia ke luar negeri.
Misalnya,
pakaian batik merupakan salah satu produk Indonesia yang mulai dikenal oleh
masyarakat dunia. Apabila permintaan terhadap pakaian batik buatan Indonesia
semakin meningkat, pendapatan para produsen batik semakin besar. Dengan demikian,
kegiatan produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang.
b. Menambah Devisa Negara
Perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia untuk menjual
barang kepada masyarakat luar negeri. Transaksi ini dapat menambah penerimaan
devisa negara. Dengan demikian, kekayaan negara bertambah karena devisa
merupakan salah satu sumber penerimaan negara.
c. Memperluas Lapangan Kerja
Dengan semakin luasnya
pasar bagi produk Indonesia, kegiatan produksi di dalam negeri akan meningkat.
Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja
semakin luas.
B.
Impor
Banyak orang
atau lembaga yang membeli barang dan luar negeri untuk dijual lagi di dalam
negeri. Kegiatan ini disebut dengan impor, dan orang atau lembaga yang
melakukan impor disebut importir. Importir melakukan kegiatan impor karena
menginginkan laba. Kegiatan impor dilakukan jika harga barang yang bersangkutan
di luar negeri lebih murah. Harga yang lebih murah tersebut karena antara lain:
1)
negara penghasil mempunyai sumber daya alam yang lebth banyak;
2) negara penghasil bisa
memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah, dan
3) negara penghasil bisa
memproduksi barang dengan jumlah yang lebih banyak.
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Impor
1) Banyaknya
kebutuhan pangan penduduk Indonesia, sementara produksi pangan warga tidak
mencukupi kebutuhan tersebut.
2) Beberapa
negara menjual bahan pangan dengan harga yang lebih murah dan kualitas yang
sama.
3) Sulitnya
menemukan bahan pembantu dalam produksi kebutuhan pangan sehingga beberapa
bahan pangan tersebut harus diimport dari negara lain.
4) Tidak
percayanya penduduk Indonesia atas produksi dalam negeri yang kualitasnya di
bawah kualitas jika mengimpor dari negara lain.
Dampak Positif dan Negatif Kegiatan Impor
Kegiatan impor
mempunyai dampak positif dan negatif terhadap perekonomian dan masyarakat.
Untuk melindungi produsen di dalam negeri, biasanya suatu negara membatasi
jumlah (kuota) impor. Selain untuk melindungi produsen dalam negeri, pembatasan
impor juga mempunyai dampak yang lebih luas terhadap perekonomian suatu negara.
Dampak positif
pembatasan impor tersebut secara umum sebagai berikut :
1) menumbuhkan rasa cinta produksi
dalam negeri;
2) mengurangi keluamya devisa ke
luar negeri;
3) mengurangi ketergantungan
terhadap barang-barang impor;
4) memperkuat posisi neraca
pembayaran.
Negara yang melakukan
pembatasan impor juga menerima dampak yang tidak diinginkan. Dampak negatifnya
sebagai berikut :
1) Jika terjadi aksi balas-membalas
kegiatan pembatasan kuota impor, maka perdagangan internasional menjadi lesu.
Dampak selanjutnya adalah, terganggunya pertumbuhan perekonomian negara-negara
yang bersangkutan.
2) Karena produsen dalam negeri
merasa tidak mempunyai pesaing, mereka cenderung kurang efisien dalam
produksinya. Bahkan tidak hanya itu, produsen juga kurang tertantang untuk
meningkatkan mutu produksinya. Kegiatan pembatasan kuota impor oleh suatu
negara dapat mengakibatkan tindakan balasan bagi negara yang merasa dirugikan.
Kebijakan Pemerintah
Kegiatan
impor di satu pihak sangat dibutuhkan oleh suatu negara untuk memenuhi
kebutuhannya, tetapi di lain pihak dapat merugikan perkembangan industri dalam
negeri.
Agar tidak merugikan
produk dalam negeri diperlukan adanya kebijakan impor untuk melindungi produk
dalam negeri (proteksi) dengan cara berikut:
a) Pengenaan Bea
Masuk
Barang impor
yang masuk ke dalam negeri dikenakan bea masuk yang tinggi sehingga harga jual
barang impor menjadi mahal. Hal ini dapat mengurangi hasrat masyarakat membeli
barang impor dan produk dalam negeri dapat bersaing dengan produk impor.
b) Kuota Impor
Kuota impor merupakan
suatu kebijakan untuk membatasi jumlah barang impor yang masuk ke dalam negeri.
Dengan dibatasinya jumlah produk impor mengakibatkan harga barang impor tetap
mahal dan produk dalam negeri dapat bersaing dan laku di pasaran.
c) Pengendalian
Devisa
Dalam
pengendalian devisa, jumlah devisa yang disediakan untuk membayar barang impor
dijatah dan dibatasi sehingga importir mau tidak mau juga membatasi jumlah
barang impor yang akan dibeli.
d) Substitusi
Impor
Kebijakan
mengadakan substitusi impor ditujukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap
luar negeri dengan mendorong produsen dalam negeri agar dapat membuat sendiri
barang-barang yang diimpor dari luar negeri.
e) Devaluasi
Kebijakan berupa
devaluasi merupakan kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang dalam
negeri terhadap mata uang asing. Misalnya: 1US$ = Rp8.000,00 menjadi 1USS$ = Rp
10.000,00. Dengan devaluasi dapat menyebabkan harga barang impor menjadi lebih
mahal, dihitung dengan mata uang dalam negeri, sehingga akan mengurangi pembelian
barang impor.
Manfaat
Kegiatan Impor
1) Memperoleh
Barang dan Jasa yang Tidak Bisa Dihasilkan
Setiap negara
memiliki sumber daya alam dan kemampuan sumber daya manusia yang berbeda-beda. Misalnya, keadaan alam
Indonesia tidak bisa menghasilkan gandum dan Amerika tidak bisa menghasilkan
kelapa sawit. Perdagangan antarnegara mampu mengatasi persoalan tersebut.
Perdagangan antarnegara memungkinkan Indonesia untuk memperoleh gandum dan
Amerika memperoleh minyak kelapa sawit.
Perdagangan
antarnegara akan bisa mendatangkan barang-barang yang belum dapat dihasilkan di
dalam negeri. Misalnya Indonesia belum mampu memproduksi mesin-mesin berat.
Oleh karena itu, Indonesia melakukan perdagangan dengan Amerika, Jepang, Cina
dan Korea Selatan dalam pengadaan alat-alat tersebut.
2) Memperoleh
Teknologi Modern
Proses produksi dapat dipermudah dengan
adanya teknologi modern. Misalnya, penggunaan mesin las pada pabrik perakitan
sepeda motor. Mesin ini mempermudah proses penyambungan kerangka motor. Contoh
lainnya adalah mesin fotokopi laser. Mesin ini bisa menggandakan dokumen dengan
lebih cepat dan jelas.
Tingkat
teknologi di negara kita umumnya masih sederhana. Pengembangan teknologi masih
lambat karena rendahnya kualitas sumber daya manusia. Untuk mendukung kegiatan
produksi, kita dapat mengimpor teknologi dari luar negeri. Dalam perdagangan
biasanya terjadi pertukaran informasi. Dari saling bertukar informasi ini,
Indonesia dapat belajar teknik produksi baru dan pemanfaatan teknologi modern.
3) Memperoleh
Bahan Baku
Setiap kegiatan usaha pasti
membutuhkan bahan baku. Untuk memproduksi mobil dibutuhkan besi dan baja. Untuk
memproduksi ember, mangkuk, dan kursi plastik dibutuhkan plastik. Tidak semua
bahan baku produksi tersebut dihasilkan di dalam negeri. Mungkin ada yang
diproduksi di dalam negeri, tetapi harganya lebih mahal. Pengusaha tentu lebih
menyukai bahan baku yang harganya lebih murah. Demi kelangsungan produksi,
pengusaha harus menjaga pasokan bahan bakunya. Salah satu caranya dengan
mengimpor bahan baku dari luar negeri.
C.
Pengaruh Ekspor dan Impor Terhadap Perekonomian Indonesia
Tahun 2017
Pengutamaan
ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1983. Sejak saat itu, ekspor
menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi
industrialisasi dari penekanan pada industri substitusi impor ke industri
promosi ekspor. Konsumen dalam negeri membeli
barang impor atau konsumen luar negeri membeli barang domestik, menjadi
sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat tajam antar berbagai produk,
selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu daya saing suatu
produk.
Adapun
perkembangan ekspor dan impor di tahun 2017 cukup
positif. Hal ini ditunjukkan
dari neraca perdagangan Februari 2017 yang membukukan surplus USD 1,3 miliar. Jumlah tersebut
ditopang surplus nonmigas USD 2,5 miliar dengan defisit migas USD 1,2 miliar.
Posisi ini jauh lebih baik dibandingkan neraca perdagangan periode yang sama
tahun 2016 yang hanya surplus USD 1,1 miliar.
Menteri
Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan ekspor nonmigas Indonesia semakin
diterima negara mitra dan mengalami kenaikan. Beberapa negara tujuan
ekspor yang meningkat signifikan selama Januari-Februari 2017 adalah ke India,
Amerika Serikat, Filipina, Belanda, dan Pakistan. Negara-negara tersebut penyumbang
surplus nonmigas terbesar, yakni mencapai USD 5,0 miliar. Sementara itu RRT
masih menjadi pemicu defisit perdagangan disusul Thailand, Australia, Perancis,
dan Korea Selatan
Defisit dari
lima negara itu merupakan defisit nonmigas terbesar yang mencapai USD 3,2
miliar. Menguat Signifikan 19,2% Ekspor Februari 2017 mencapai USD 12,6 milliar
atau turun 6,2% dibanding bulan sebelumnya (MoM), namun masih meningkat 11,2%
dibanding Februari 2016 (YoY). Adapun nilai kumulatif ekspor yang berhasil
dibukukan pada periode Januari-Februari 2017 mencapai USD 26,0 miliar atau
meningkat 19,2% (YoY).
Peningkatan
ekspor tersebut didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas sebesar 20,1% (YoY),
sementara ekspor migas pada periode yang sama hanya tumbuh 11,2% (YoY). Ekspor
nonmigas Indonesia selama Januari-Februari 2017 ke beberapa negara mitra dagang
masih menunjukkan performa positif. Beberapa negara yang berkontribusi terhadap
peningkatan ekspor nonmigas pada periode tersebut yaitu RRT yang tumbuh 58,8%
(YoY), India (76,4%), Filipina (57,3%), dan Federasi Rusia (94,6%).
Sementara itu,
produk ekspor nonmigas Indonesia yang nilai ekspornya naik signifikan pada
Januari-Februari 2017, antara lain besi dan baja (123,8% YoY); bahan kimia organik
(73,4%); minyak sawit (60,0%); berbagai produk kimia (67,4%); karet dan barang
dari karet (59,6%); batu bara (42,5%); serta kopi, teh dan rempah (28,3%).
Peningkatan nilai ekspor komoditas nonmigas yang relatif signifikan tersebut
merupakan dampak kembali bersaingnya harga komoditas dunia
Impor Bahan
Baku/Penolong Naik 17,7% Pada Februari 2017, total nilai impor mencapai USD
11,3 miliar. Total tersebut naik 10,6% dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya atau turun 6,0% dibandingkan bulan sebelumnya. Secara kumulatif,
total impor hingga Februari 2017 mencapai USD 23,2 miliar atau naik 12,5%
(YoY), terdiri dari impor migas USD 4,2 miliar (naik 81,5%) dan impor nonmigas
USD 19,0 miliar (naik 3,7%).
Adapun struktur
impor selama Januari-Februari 2017 masih didominasi bahan baku/penolong (76,3%)
dan nilainya meningkat 17,7% (YoY). Kenaikan impor bahan baku/penolong di awal
tahun merupakan sinyal positif bagi menggeliatnya industri domestik sebagai
salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.
Bahan
baku/penolong yang impornya naik secara signifikan antara lain bahan kimia
organik (21,9%); plastik dan barang dari plastik (12,1%); serta biji bijian
berminyak (96,6%). Selain itu, impor barang konsumsi menurun 13,2% pada periode
yang sama. Barang konsumsi yang impornya mengalami penurunan antara lain
berbagai barang buatan pabrik (-7,9%) dan sayuran (-1,2%). [*]

![]() |
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Perdagangan
Internasional ekpor impor merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kegiatan ekspor impor dapat menumbuhkan
hubungan harmonis antar bangsa. Dengan perdagangan internasional ini, banyak
pihak dilibatkan dan sama-sama mendapat keuntungan, baik keuntungan hasil jual
maupun keuntungan atas pemenuhan kebutuhan. Ekspor impor juga merupakan salah
satu lapangan pekerjaan yang besar pengaruhnya bagi para pebisnis. Namun
meskipun demikian, hal ini harus tetap dikendalikan oleh kebijakan pemerintah,
khususnya pengendalian impor.
Di Indonesia
sendiri, pengutamaan ekspor dibanding impor sudah digalakkan sejak tahun 1983.
Sejak saat itu, ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi
seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi dari penekanan pada industri
substitusi impor ke industri promosi ekspor. Konsumen dalam negeri membeli barang impor atau konsumen luar negeri membeli
barang domestik, menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat tajam
antar berbagai produk, selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi faktor
penentu daya saing suatu produk.
Adapun
perkembangan ekspor dan impor Indonesia di tahun 2017 cukup positif. Hal ini
ditunjukkan dari neraca perdagangan Februari 2017 yang membukukan surplus USD
1,3 miliar. Jumlah tersebut ditopang surplus nonmigas USD 2,5 miliar dengan
defisit migas USD 1,2 miliar. Posisi ini jauh lebih baik dibandingkan neraca perdagangan
periode yang sama tahun 2016 yang hanya surplus USD 1,1 miliar.
B. Saran
Pemerintah
dan eksportir Indonesia harus sama-sama berjuang untuk meningkatkan ekspor
daripada impor. Pemerintah dengan membuat kebijakan yang epektif dan efisien,
sementara eksportir harus lebih meningkatkan mutu dan kualitas produknya agar
bisa bersaing di pasar internasional. Selain itu, eksportir juga harus lebih
memahami semua peraturan ekspor dan impor.
DAFTAR PUSTAKA
Berilmu Online.
Makalah: Pengaruh Kegiatan Ekspor Impor Bagi Perekonomian Indonesia [Internet].
Membantu Anda untuk Menemukan Pengetahuan yang Baru, 23 Mei 2015, [dikutip 22
April 2017].. Tersedia dari: http://berilmuonline.blogspot.co.id/2015/05/makalah-pengaruh-kegiatan-ekspor-impor.html?m=1
Artikelsiana.
Pengertian, Tujuan, Manfaat Kegiatan Ekspor dan Impor [Internet]. Artikel
Belajar dan Bermartabat, September 2014, [dikutip 22 April 2017]. Tersedia
dari: http://www.artikelsiana.com/2014/09/Kegiatan-Ekspor-Impor-Pengertian-Tujuan-Manfaatnya.html?m=1
Academia. Kontribusi Ekspor Impor Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia [Internet]. [dikutip 22 April 2017. Tersedia dari: https://www.academia.edu/5769873/KONTRIBUSI_EKSPOR_IMPOR_TERHADAP_PERTUMBUHAN_EKONOMI_DI_INDONESIAInilah. Surplus, Mendag: Kinerja Perdagangan Makin
Positif [Internet]. Telinga, Mata, dan Hati Rakyat, 17 Maret, 19:48 WIB, [dikutip
22 April 2017]. Tersedia dari: http://m.inilah.com/news/detail/2366860/surplus-mendag-kinerja-perdagangan-makin-positifn
Slideshare.
Analisis Pengaruh PMDN, Ekspor Pertambangan, Tenaga Kerja Terhadap PDB Sektor
Pertambangan [Internet]. [dikutip 22 April 2017]. Tersedia dari: https://www.slideshare.net/mobile/ahmadzakariya14/analisis-pengaruh-pmdn-ekspor-pertambangan-tenaga-kerja-terhadap-pdb-sektor-pertambangan.
Berita Satu.
Januari 2017, Ekspor Non Migas Indonesia US$ 13,4 Miliar [Internet]. Februari
2017, 13:48 WIB, [dikutip 22 April 2017. Tersedia dari: http://m.beritasatu.com/pelangi-ramadan-2016/ekonomi/415279-januari-2017-ekspor-nonmigas-indonesia-us-134-miliar.html
BPS. Ekspor
Februari 2017 mencapai US$12,57 Miliar. [Internet] 15 Maret 2017, Dikutip 23
April 2017. Tersedia dari : https://www.bps.go.id/Brs/view/id/1329
IZIN COPY YAHH
ReplyDeleteKa ko gambarnya ga bisa kebuka ya soalnya buat ngerjain karya tulis hehehe
ReplyDelete